May 2, 2012

Kenapa Kita Harus Melakukan Perlindungan Anak? Genetika Menjawab




Stop kekerasan pada anak! Semua orang mungkin pernah mendengar slogan itu karena kita tahu kekerasan pada anak dapat berakibat buruk pada mereka dan juga akan mempengaruhi perkembangan psikologis mereka di masa yang akan.

Tidak hanya sampai disitu, ternyata bentuk-bentuk kekerasan pada anak seperti bullying (gertakan, ejekan dan caci maki), kekerasan fisik yang dilakukan orang dewasa dan kekerasan domestik (dilakukan oleh anggota keluarga) dapat mengakibatkan DNA anak berusia 10 tahun mengalami erosi atau keausan yang biasanya diasosiasikan dengan penuaan.


Gambar 1. Ilustrasi Kekerasan pada Anak

Kenyataan Molekular Pada Anak Korban Kekerasan

Tubuh kita, termasuk anak, sesungguhnya dirangkai oleh 10,000 milyar sel yang bekerja dan saling berkoordinasi setiap harinya, tiap inti sel tersebut menyimpan bagian yang disebut kromosom dan kromosom merupakan untaian kode-kode genetika kita : DNA.

Asam Deoksiribo Nukleat (ADN) atau yang lebih populer, dalam bahasa Inggris, disebut DNA adalah kode-kode genetika yang dimiliki oleh tiap makhluk hidup. Dari kode genetik yang tersimpan dalam DNA ini sesungguhnya menyusun informasi yang akan digunakan sel-sel di dalam tubuh kita di dalam perkembangan dan fungsi-fungsi tubuh seperti pembentukan enzim dan protein.

Dalam penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh Duke University (2012), ditemukan bahwa telomer (bagian khusus dari DNA yang dapat ditemukan pada bagian ujung – Gambar 2) dapat memendek pada tingkatan yang cepat di usia yang sangat muda, ketika anak mengalami tekanan.

Gambar 2. Untaian Telomer pada Kromosom


Apakah fungsi telomer? Telomer sesungguhnya bertugas menjaga kestabilan DNA dan menjaga DNA untuk tidak terurai. Bukti baru juga menunjukkan bahwa telomer berhubungan dengan umur biologis seseorang dan penyakit-penyakit tertentu.  Selain itu kebiasan buruk seperti merokok, obesitas, gangguan psikologis dan stres memiliki kemungkinan untuk mempercepat proses kehilangan telomer.

Studi ini juga menunjukkan bahwa anak yang sering mengalami kekerasan akan mengalami pemendekan telomer yang signifikan ketimbang anak lainnya yang tidak sering terpapar kekerasan. Kondisi ini sangat buruk pada anak karena pendeknya telomer akan berhubungan pada ketahanan hidup dan penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung dan demensia (ketidakmampuan berpikir dengan baik). 

Dalam hubungannya dengan biaya yang ditimbulkan dalam bidang kesehatan, Satu sen pencegahan perlindungan anak akan berarti milyaran rupiah dalam biaya penyembuhan penyakit-penyakit tersebut.

Temuan ini menunjukkan pada kita semua mekanisme yang menghubungkan kumpulan stres dan  tekanan pada masa anak-anak dapat menganggu proses pemeliharaan tubuh di tingkat molekuler dan penuaan dini bahkan di usia yang sangat muda. 

Nasib Anak-Anak Bangsa

Jauh panggang daripada api, sebuah indeks yang mengukur kesejahteraan anak di dunia telah menempatkan Indonesia di peringkat 66 dari 81 negara berkembang lainnya. Sebuah prestasi yang sangat buruk bagi negara yang diprediksi menjadi ekonomi 20 besar di dunia ini di masa yang akan datang. 

Peringkat tersebut harus kita dalami apa yang sesungguhnya terjadi pada anak-anak kita khususnya mereka yang pra sejahtera dan marjinal serta membutuhkan perlindungan khusus seperti anak jalanan, anak korban eksploitasi seksual, buruh anak, anak yang ditelantarkan, anak yang di penjara, sesungguhnya kesemuanya sangatlah rentan terhadap kekerasan yang terjadi pada kehidupan sehari-harinya. 

Bukan hanya intaian kekerasan verbal yang biasa mereka alami, tapi juga kekerasan dalam bentuk fisik dan seksual yang mengancam masa kanak-kanak merekadan  bahkan seperti yang telah kita ketahui bersama kekerasan tersebut akan merusak tubuh anak-anak kita sampai ke tingkat molekular !!!

Sudah cukup retorika dan janji yang diberikan oleh para politisi dan pejabat negara kita, kesejahteraan anak harus diberi sebuah jalan prioritas, perlindungan khusus harus segera diberikan kepada anak-anak dengan kerentanan tinggi tanpa terkecuali. 

Masyarakat juga sudah sepatutnya saat ini berperan aktif memberikan perlindungan bagi anak-anak dari ancaman kekerasan. Karena kepedulian yang kecil dari kita saat ini akan sangat berarti bagi masa depan bangsa kita : anak-anak. 

Dan tiap anak punya hak yang wajib kita lindungi sampai ke tingkat genetika molekuler.

Pramesa Narakusumo


Sumber Pustaka 

Anonimus (2012) Demensia. 
http://id.wikipedia.org/wiki/Demensia

Anonimus (2012) Telomere. 
http://en.wikipedia.org/wiki/Telomere

I. Shalev, T. E. Moffitt, K. Sugden, B. Williams, R. M. Houts, A. Danese, J. Mill, L. Arseneault, A. Caspi (2012). Exposure to Violence During Childhood is Associated With Telomere Erosion From 5 to 10 Years of Age: A Longitudinal Study. Molecular Psychiatry.

Save The Children. 2011. State of Mother Index.

Sumber Gambar

1. http://ukhrb.files.wordpress.com/2010/06/child-abuse1.png
2. http://www.healthyconcepts.co/images/telomeres.jpg

No comments:

Post a Comment