Stop kekerasan pada anak! Semua orang mungkin pernah mendengar slogan itu karena kita tahu
kekerasan pada anak dapat berakibat buruk pada mereka dan juga akan
mempengaruhi perkembangan psikologis mereka di masa yang akan.
Tidak hanya sampai
disitu, ternyata bentuk-bentuk
kekerasan pada anak seperti bullying (gertakan, ejekan dan caci
maki), kekerasan fisik yang dilakukan orang dewasa dan kekerasan domestik
(dilakukan oleh anggota keluarga) dapat mengakibatkan DNA anak
berusia 10 tahun mengalami erosi atau keausan yang biasanya diasosiasikan
dengan penuaan.
Gambar 1. Ilustrasi Kekerasan pada Anak |
Kenyataan Molekular Pada Anak Korban Kekerasan
Tubuh kita, termasuk
anak, sesungguhnya dirangkai oleh 10,000 milyar sel yang
bekerja dan saling berkoordinasi setiap harinya, tiap inti sel tersebut
menyimpan bagian yang disebut kromosom dan kromosom merupakan untaian kode-kode
genetika kita : DNA.
Asam Deoksiribo Nukleat
(ADN) atau yang lebih populer, dalam bahasa Inggris, disebut DNA adalah
kode-kode genetika yang dimiliki oleh tiap makhluk hidup. Dari kode genetik
yang tersimpan dalam DNA ini sesungguhnya menyusun informasi yang akan
digunakan sel-sel di dalam tubuh kita di dalam perkembangan dan fungsi-fungsi
tubuh seperti pembentukan enzim dan protein.
Dalam penelitian terbaru
yang dipublikasikan oleh Duke University (2012), ditemukan bahwa telomer (bagian khusus dari DNA yang dapat ditemukan pada
bagian ujung – Gambar 2) dapat memendek pada tingkatan yang cepat di usia yang
sangat muda, ketika anak mengalami tekanan.
Gambar 2. Untaian Telomer pada Kromosom |
Apakah fungsi telomer? Telomer
sesungguhnya bertugas menjaga kestabilan DNA dan menjaga DNA untuk tidak terurai.
Bukti baru juga menunjukkan bahwa telomer berhubungan dengan umur biologis
seseorang dan penyakit-penyakit tertentu.
Selain itu kebiasan buruk seperti merokok, obesitas, gangguan psikologis
dan stres memiliki kemungkinan untuk mempercepat proses kehilangan telomer.
Studi ini juga
menunjukkan bahwa anak yang sering mengalami kekerasan akan
mengalami pemendekan telomer yang signifikan ketimbang anak lainnya yang tidak sering
terpapar kekerasan. Kondisi ini sangat buruk pada anak
karena pendeknya telomer akan berhubungan pada ketahanan hidup dan
penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung dan demensia
(ketidakmampuan berpikir dengan baik).
Dalam hubungannya
dengan biaya yang ditimbulkan dalam bidang kesehatan, Satu sen pencegahan
perlindungan anak akan berarti milyaran rupiah dalam biaya penyembuhan penyakit-penyakit
tersebut.
Temuan ini menunjukkan
pada kita semua mekanisme yang menghubungkan kumpulan stres dan tekanan pada masa anak-anak dapat menganggu proses
pemeliharaan tubuh di tingkat molekuler dan penuaan dini bahkan di usia yang sangat
muda.
Nasib Anak-Anak Bangsa
Jauh panggang daripada
api, sebuah indeks yang mengukur kesejahteraan anak di dunia telah menempatkan
Indonesia di peringkat 66 dari 81 negara berkembang lainnya. Sebuah prestasi
yang sangat buruk bagi negara yang diprediksi menjadi ekonomi 20 besar di dunia
ini di masa yang akan datang.
Peringkat tersebut
harus kita dalami apa yang sesungguhnya terjadi pada anak-anak kita khususnya
mereka yang pra sejahtera dan marjinal serta membutuhkan perlindungan khusus seperti
anak jalanan, anak korban eksploitasi seksual, buruh anak, anak yang ditelantarkan,
anak yang di penjara, sesungguhnya kesemuanya sangatlah rentan terhadap kekerasan
yang terjadi pada kehidupan sehari-harinya.
Bukan hanya intaian
kekerasan verbal yang biasa mereka alami, tapi juga kekerasan dalam bentuk
fisik dan seksual yang mengancam masa kanak-kanak merekadan bahkan seperti yang telah kita ketahui bersama
kekerasan tersebut akan merusak tubuh anak-anak kita sampai ke tingkat molekular
!!!
Sudah cukup retorika dan
janji yang diberikan oleh para politisi dan pejabat negara kita, kesejahteraan
anak harus diberi sebuah jalan prioritas, perlindungan khusus harus segera
diberikan kepada anak-anak dengan kerentanan tinggi tanpa terkecuali.
Masyarakat juga sudah sepatutnya
saat ini berperan aktif memberikan perlindungan bagi anak-anak dari ancaman
kekerasan. Karena kepedulian yang kecil dari kita saat ini akan sangat berarti
bagi masa depan bangsa kita : anak-anak.
Dan tiap anak punya hak
yang wajib kita lindungi sampai ke tingkat genetika molekuler.
Pramesa Narakusumo
Sumber Pustaka
Anonimus (2012)
Demensia.
http://id.wikipedia.org/wiki/Demensia
http://id.wikipedia.org/wiki/Demensia
Anonimus (2012)
Telomere.
http://en.wikipedia.org/wiki/Telomere
http://en.wikipedia.org/wiki/Telomere
I. Shalev, T. E. Moffitt,
K. Sugden, B. Williams, R. M. Houts, A. Danese, J. Mill, L. Arseneault, A. Caspi (2012).
Exposure to Violence During Childhood is Associated With Telomere Erosion From 5 to 10 Years of Age: A Longitudinal Study. Molecular
Psychiatry.
Save The Children.
2011. State of Mother Index.
Sumber Gambar
1. http://ukhrb.files.wordpress.com/2010/06/child-abuse1.png
2. http://www.healthyconcepts.co/images/telomeres.jpg
No comments:
Post a Comment